Minggu, 20 September 2015

Tentang objek misterius bernama “Lubang Hitam”




Pengenalan
Terdapat banyak gagasan-gagasan eksotis muncul dari ranah Fisika Teori yang menarik untuk kita kaji. Teori-teori yang berkembang dari hasil pemikir-pemikir terbaik dunia, beberapa sosok besar yang kita kenal, seperti Albert Einstein, Max Planck, Niels Bohr, Werner Heisenberg, Erwin Schrodinger, dan banyak lagi. Mereka yang telah merintis berbagai topik Fisika modern sepanjang abad 20 yang masih ramai diperbincangkan dan relevan untuk berbagai kalangan. Para penulis fiksi yang semakin banyak mendapat inspirasi untuk karya sastranya, bahkan anak SD sampai SMA sekalipun tertarik untuk memperbincangkan berbagai topik menarik ini dengan teman dan guru sekolahnya. Semisal, perjalanan waktu, dunia paralel, dimensi ekstra, lubang hitam, lubang cacing, dan lain sebagainya.

Seiring dengan usaha para Fisikawan yang mendedikasikan seluruh hidupnya, pemerintah maupun para investor swasta yang telah dengan sukarela mengeluarkan biaya paling mahal untuk membangun fasilitas dan membiayai riset eksperimental untuk para fisikawan. Demi pencapaian satu model akhir dan prestasi tertinggi dari perjalanan panjang peradaban manusia, dimulai dari sekitar 5000 tahun lalu sejak angka pertama ditemukan, sudah hampir 1200 tahun Al-Khwarizmi menemukan aljabar, dan sudah sekitar 300 tahun sejak Newton merumuskan hukum gerak dan gravitasi universalnya. Dan kita, manusia telah hampir mencapai peradaban tertingginya. 2 pilar utama Fisika modern, Teori Relativitas dan Mekanika Kuantum, yang coba disatukan untuk mendapatkan satu model akhir tunggal yang Fisikawan sebut sebagai “Theory of Everything”.

Kita akan coba bersama-sama untuk mengikuti perkembangan fisika modern terbaru. Dan dalam kesempatan pertama ini, saya akan coba ulas secara sederhana dan sebatas pemahan dari referensi seadanya yang saya dapat, mengenai Lubang Hitam. Dan untuk kesempatan-kesempatan selanjutnya saya mungkin juga akan mengulas berbagai topik eksotis lainya dari ranah Fisika Teori.

***

Apa itu lubang hitam?
Walapun terdapat istilah “Lubang” disana, jangan salah paham! Ia tidak berarti tergambarkan sebagaimana bentuk lubang yang “bolong”. Secara sederhana, Lubang Hitam merupakan sebuah daerah kelengkungan ruang-waktu yang sangant ekstrim, akibat massa dan gravitasi yang sangat besar. Justru! bentuknya malah mirip seperti bola pejal, bulat. Karena ia adalah bentuk akhir dari sebuah fase bintang.

Kenapa hitam?
Pastikan kita disini menyebut kata “Hitam” tidak sebagai warna. Karena hitam sendiri memang bukan berupa warna. Melainkan, ia adalah ketiadaan cahaya, tidak ada cahaya sama sekali yang hadir dalam “Hitam”.

Kembali lagi. Kenapa Lubang Hitam itu “Hitam” ? Kita berangkat terlebih dahulu dari Kecepatan Lepas atau Escape Velocity. Apa itu kecepatan lepas? Itu adalah kecepatan untuk dapat lepas dari tarikan gravitasi. Semisal bumi, untuk dapat lepas dari tarikan gaya gravitasi bumi maka kita harus bergerak dengan kecepatan 11,2 km/detik, secara konstan dari permukaan bumi naik ke langit. Nah, dalam Lubang Hitam, akibat dari gaya gravitasi yang sangat ekstrim, disana bahkan cahaya pun tidak dapat lepas dari tarikan gaya gravitasinya. Artinya, kecepatan lepas dari lubang hitam sendiri, ini hampir melebihi kecepatan cahaya. Itulah mengapa Lubang Hitam itu hitam atau gelap, karena cahaya tidak bisa keluar.

Bagaimana terbentuknya lubang hitam?
Semua bintang itu memiliki siklus hidup. Bintang bersinar karena mengalami reaksi fusi nuklir. Fusi nuklir terjadi akibat tekanan dari gaya gravitasi. Semakin besar tekanannya maka panas dan radiasi akan timbul. Disini terdapat 2 gaya yang kerjanya saling bertolak-belakang, antara gravitasi yang terus berusaha untuk memampatkan materi bintang, dan reaksi fusi nuklir bertindak merenggangkan materi bintang. Reaksi fusi adalah penggabungan inti-inti atom ringan untuk menciptakan inti-inti atom berat. Unsur yang berat tenggelam ke pusat bintang, sedangkan yang ringan terdorong ke permukaan.

Kita bayangkan proses fusi dalam matahari kita. Reaksi fusi terjadi didalam pusat matahari, yaitu mengubah hidrogen menjadi helium. Sekarang bagaimana jika hidrogen tersebut habis? Maka reaksi fusi berhenti dan kekuatan gaya gravitasi akan lebih dominan untuk meremas materi dan memampatkanya. Karena reaksinya sangat cepat dan dalam tekanan yang sangat tinggi, lapisan matahari yang terdiri dari materi ringan ini mendadak mengembang, pengembangan ini disebut sebagai red giant. Bagaimana dengan intinya? Untuk bintang seukuran matahari pada intinya akan mereaksikan karbon-oksigen. Dan pada akhirnya akan menjadi bintang katai putih. Pada bintang katai putih kekuatan gravitasinya masih dapat diimbangi oleh tekanan degenerasi elektron dari asas larangan pauli. Dan semakin lama suhu katai putih ini akan menurun dan kemudian menjadi dingin. Pada keadaan ini hipotesisnya dinamakan sebagai katai hitam. Dan Inilah nasib akhir matahari untuk beberapa milyar tahun kedepan.

Selanjutnya kita tinjau Batas Chandrasekhar. Batas ini merupakan batas maksimum dari massa yang dapat dimiliki sebuah bintang katai putih, yaitu sebesar 1,39 kali massa matahari (M) Lebih dari itu, adalah untuk bintang-bintang dengan massa awal diatas 8 M ini berpotensi menjadi bintang neutron. Dimana pada bintang neutron kekuatan gravitasinya juga masih dapat diimbangi oleh tekanan degenerasi, yaitu degenerasi neutron dari asas larangan pauli. Batas untuk menjelaskan tekanan degenerasi sebuah bintang neutron ini disebut batas Tolman-Oppenheimer-Volkoff. Untuk kisaran massa antara 1,4 M sampai 3 Mini sudah pasti adalah bintang neutron.

Nah, bagaimana jika ada sebuah bintang yang bermassa 10 kali dari massa matahari? Disinilah sebuah bintang dapat berpotensi menjadi lubang hitam. Asas larangan pauli dilanggar disini, dimana tekanan degenerasi elekton dan degenerasi neutron terkalahkan oleh kekuatan gaya gravitasi. Dengan begitu sebuah bintang runtuh menjadi lubang hitam.

Terakhir adalah radius Schwarzschild. Ini adalah sebuah rumus  untuk menghitung radius maksimal benda, sampai cahaya tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya.

Rs = 2GM/c^2
Dimana:
Rs adalah radius Schwarzschild;
G adalah konstanta gravitasi;
M adalah massa benda;
c adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa.

Intinnya kita harus dapat memeras ukuran benda dengan massa yang besar menjadi benda dengan ukuran kecil tertentu dengan kepadatan materi yang sangat padat dan massanya tetap. Semisal untuk bumi, kita harus memeras ukuranya menjadi sebesar 9 mm. Dengan ini, bumi dapat menjadi lubang hitam. Tapi secara alami itu tidak mungkin terjadi.

Event horizon dan singularitas
Seperti perahu yang berlayar di laut, bergerak menjauh semakin terlihat kecil dan menghilang. Kapal tersebut berarti telah melewati horizon atau cakrawala. Sama seperti lubang hitam, ia diselubungi oleh sebuah cakrawala, batas antara pengamat luar dengan pengamat dalam lubang hitam. Apa yang terjadi di balik cakrawala itu, kita tidak tahu. Disini kita bisa bayangkan, seperti seekor ikan yang sedang berenang di pinggiran air terjun, melawan arus. Cahaya dalam lubang hitam mungkin seperti seekor ikan, yang coba melawan arus. Ingin keluar tapi terus tertarik gravitasi.

Lubang hitam memiliki pusat yang disebut singularitas. Singularitas disini adalah daerah kelengkungan ruang-waktu tak terbatas, kepadatan tak terhingga, dan gravitasi tak terhingga. Namun, memiliki volume yang mungkin hampir nol. Disini hukum-hukum fisika hampir sama sekali tidak berlaku. Juga ada anggapan bahwa disini 4 forsa fundamental mungkin bersatu, mirip singularitas big bang.

Akan ada hal menarik apa dalam lubang hitam?
Efek dilasi waktu bekerja cukup signifikan di dalam lubang hitam. Ketika kita mencoba masuk ke dalamnya, waktu kita akan melambat dan bahkan berhenti. Dan saat kita memasuki event horizon, tubuh kita akan terkoyak karena gaya tidal gravitasi.

Untuk lubang hitam ber-rotasi, di hipotesiskan bahwa singularitasnya akan berbentuk cincin. Disuatu kesempatan, ketika kita mencoba memasuki lubang hitam dan usahakan kita harus sampai dengan selamat menuju singularitas, terhindar dari gaya tidal gravitasi. Kita akan bisa memasuki cincin tersebut dan keluar menuju alam semesta lain.

Solusi relativitas umum Einstein juga memprediksikan bahwa terdapat sebuah jembatan penghubung antar ruang-waktu di dalam lubang hitam(Einstein-rosen bridge), sekarang bisa kita sebut sebagai wormhole. Wormhole ini juga akan menghubungkan lubang hitam dengan lubang putih. Lubang putih adalah kebalikan dari lubang hitam, ia bertindak untuk memuntahkan materi yang dilahap lubang hitam.

Paradoks dan persoalan teoritis lubang hitam
Pertama ada persoalan yang disebut sebagai Paradoks Informasi. Awalnya Hawking mengeluarkan solusi yang disebut sebagai radiasi hawking untuk mencegah kekekalan energi tidak di langgar dalam lubang hitam. Intinya semua yang masuk kedalam lubang hitam tidak boleh hancur sepenuhnya dan lenyap begitu saja, melainkan akan terpancarkan kembali, yang seolah-olah merembesi event horizon dalam bentuk radiasi termal.
Persoalanya ada pada pelanggaran prinsip mikroreversebilitas dan prinsip unitarity dalam mekanika kuantum. Secara sederhana prinsip mikroreversebilitas menyatakan, bahwa kita selalu dapat merekonstruksi konfigurasi awal partikel-partikel walaupun partikel-partikel tersebut telah berinteraksi dengan partikel lain, juga walaupun karena prinsip ketidakpastian Heisenberg, tetap saja kita seharusnya masih dapat membalik konfigurasinya. Sedangkan prinsip Unitarity menyatakan, bahwa propagasi informasi dari keadaan awal ke keadaan akhir secara matematis mengalami evolusi yang unitary. Artinya, fluks dijamin utuh.
Namun, semuanya lenyap seketika di dalam lubang hitam, walaupun partikel-partikel yang masuk ke dalam lubang hitam itu berhasil keluar, melalui radiasi hawking. Tetap saja, partikel itu campur aduk dan tidak memuat informasi awal bermakna apapun.
Prinsip holografis dan komplementaritas, adalah solusi terbaik saat ini untuk menyelesaikan paradoks informasi tersebut. Untuk prinsip komplementaritas ini menyatakan, bahwah fenomena yang di amati oleh pengamat luar, terhadap pengamat yang jatuh ke dalam lubang hitam adalah ekuivalen dari persfektif teori string. Pengamat di luar lubang hitam akan melihat peristiwa aneh yang terjadi kepada pengamat yang jatuh ke dalam lubang hitam, tubuhnya terlihat blur, merenggang dan berhenti. Seperti vibrasi dinamis string, mirip gelang. Tetapi untuk pengamat yang jatuh ke dalam lubang hitam, ia sama sekali tidak merasakan kejadian aneh apapun.
Dan prinsip holografis memberi gambaran, bahwa entropi di permukaan lubang hitam ekuivalen dengan volume keseluruhan lubang hitam. Ini sama seperti gambar hologram 2 dimensi yang memproyeksikan gambar 3 dimensi.
Masih terdapat satu paradoks lagi, ini disebut Firewall Paradoks. Juga berangkat dari radiasi hawking. Dimana pada lingkungan sekitar event horizon terdapat ruang vakum. Konsekuensi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg mensyaratkan bahwa ruang vakum tidaklah benar-benar kosong, melainkan terdapat fluktuasi-fluktuasi kuantum dari partikel-partikel virtual. Partikel virtual yang muncul ialah partikel dan anti-partkelnya, muncul sekaligus meniadakan.

Dalam gambaran radiasi hawking, sepasang partikel mungkin akan dapat keluar dari lubang hitam sebelum keduanya saling mediadakan. Untuk menjaga kekekalan energi, pasangan partikel yang mampu keluar adalah ber-energi positif, sedangkan sepasang partikel lagi ber-energi negatif masuk kedalam. Disinilah jika energi negatif terus-menerus masuk kedalam lubang hitam, maka massa lubang hitam akan berangsur-angsur mengecil.

Sekarang persoalanya adalah. Bahwa karena keadaan ruang-waktu di pada black hole tidak karuan, maka tidak semua yang dapat keluar adalah selalu partikel yang berpasangan. Melainkan, terdapat partikel yang lepas dari pasanganya. Nah, karena terdapat prinsip yang dinamakan quantum entanglement, maka partikel ini tidak bisa dipaksa untuk lepas dari pasanganya, karena akan menimbulkan Firewall di event horizon lubang hitam. Dan hal ini dilarang oleh prinsip kesetaraan Einstein, bahwa dalam gerak jatuh bebas Firewall tidak dimungkinkan untuk terbentuk.

Ada beberapa solusi yang diajukan Hawking beberapa waktu lalu, yaitu dengan mengganti mekanisme Event Horizon menjadi Apparent Horizon dan mengganti mekanisme Lubang HItam dengan Lubang Abu-abu. Tetapi, ini justru menimbulkan kebingungan di berbagai kalangan fisikawan. Dan solusi yang terbaik baru-baru ini adalah dari Juan Maldacena dan Leonard Susskand adalah mekanisme ER = EPR. Menyatakan, bahwa partikel pasangan terpisah yang saling terjerat(entanglement), satu keluar dari lubang hitam dan yang satu masuk kedalam lubang hitam, ini akan masih terhubung melalui wormhole, oleh suatu cara tertentu. Solusi ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

***
Demikian artikel pertama saya bertema Sains Populer ini saya tulis. Tentu saja, saya berusaha sebaik mungkin untuk mencari sumber-sumber referensi yang kredibel untuk mendukung ulasan saya ini, dan saya sampaikan sejauh pemahaman saya. Tentu saya juga menyadari bahwa mungkin ulasan saya ini terdapat kesalahan konsep. Untuk itu, para pembaca disarankan untuk membca ulasan-ulasan dari persfektif lain yang lebih kompeten.